Risiko
merupakan kata yang
sudah kita dengar
hampir setiap hari. Biasanya kata tersebut mempunyai
konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita
sukai, sesuatu yang
ingin kita hindari.
Sebagai contoh, jika
kita jalan keluar dengan
mobil, maka ada
risiko mobil kita
bertabrakan dengan mobil lainnya (kejadian yang tidak kita
inginkan). Jika kita mempunyai saham, ada risiko harga
saham yang kita
pegang turun nilainya,
sehingga kita tidak memperoleh keuntungan
(kejadian yang tidak
kita harapkan). Jika
bank memberikan kredit kepada
suatu perusahaan, maka
ada kemungkinan perusahaan tersebut
gagal bayar (tidak
membayar bunga dan/atau
cicilan pinjamannya). Apa yang
dimaksud dengan risiko?
Risiko bisa didefinisikan
dengan berbagai cara. Sebagai
contoh, risiko bisa
didefinisikan sebagai kejadian yang
merugikan. Definisi lain
yang sering dipakai
untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang
diperoleh menyimpang dari yang diharapkan. Deviasi standar
merupakan alat statistik
yang bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan,
karena itu deviasi
standar bisa dipakai
untuk mengukur risiko. Pengukuran
yang lain adalah
menggunakan probabilitas.
Sebagai contoh, pengemudi
kendaraan orang muda
lebih sering mengalami kecelakaan dibandingkan dengan
orang dewasa. Probabilitas terjadinya kecelakaan untuk orang muda lebih
tinggi dibandingkan dengan untuk orang dewasa.
Karena itu risiko
kecelakaan untuk orang
muda lebih tinggi dibandingkan untuk orang dewasa.
Kenapa muncul suatu
risiko? Risiko berkaitan
erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena
ada kondisi ketidakpastian. Praktis kita menghadapi banyak ketidakpastian di dunia
ini. Sebagai contoh, hari ini bisa hujan,
bisa juga tidak
hujan. Investasi kita
bisa mendatangkan keuntungan (harga naik),
bisa juga menyebabkan
kerugian (harga turun).
Kepastian dalam dunia ini
adalah ketidakpastian itu
sendiri. Ketidakpastian tersebut
menyebabkan munculnya risiko.
Begitu juga dalam mengelola risiko pada penyakit akibat kerja.